Sabtu, 29 Januari 2011

Kerugian Orang Yang Lalai

Khidmat Manaqib
KERUGIAN ORANG YANG
LUPA KEPADA ALLAH
Wahai saudaraku, jauhilah
maksiat, sebab terkadang ia
menjadi penyebab tertutupnya
rezeki bagimu. Jangan engkau
melalaikan dzikir dan ketaatan,
sebab adakalanya ia menjadi
penyebab padamnya mata hati
dan keterputusan dari Allah.
Allah berfirman : "Dan
sebutlah (nama)
Tuhanmu dalam hatimu
dengan merendahkan
diri, rasa takut dan
dengan tidak
mengeraskan suara,
di waktu pagi dan
petang, dan janganlah
kamu termasuk
orang-orang yang
lalai" (QS. al-A'raf : 205).
Ketahuilah, orang yang
menggunakan kesehatan dan
msa mudanya untuk bermaksiat
kepada Allah, maka
perumpamannya adalah seperti
diwarisi ayahnya uang yang
banyak, lalu ia belikan ular,
kalajengking, serta berbagai
binatang berbisa lainnya, lalu
meletakkan semuanya di kamar
tidur, makan yang satu
mematuknya, yang lain
menyengatnya, dan ada juga
yang menggigitnya. Bukankah
mereka membunuhnya?
Maka, perumpamaanmu adalah
tak ubahnya seperti burung-
burung pemangsa daging yang
terbang berkeliling di atas
bangkai-bangkai berserakan.
Mereka mencarinya, dan begitu
menemukannya mereka pun
langsung turun dan
menggayangnya dengan
badannya yang besar dan
sayapnya yang kuat, tinggi
terbangnya dan tajam matanya.
Tapi karena sasarannya berada
di tempat sangat rendah, maka
seringkali ia harus merosot
turun ke bawah sehingga jatuh
ke dalam kotoran-kotoran.
Wahai saudaraku, jadilah engkau
seperti lebah, kecil tubuhnya,
pendek sayapnya, jarang
terbangnya, tetapi semangatnya
besar, jiwanya tinggi dan tidak
hinggap kecuali pada bunga-
bunga, hanya mengisap sari
bunga nan wangi, mengeluarkan
madu nan lezat dan hanya
berbuat kebajikan. Jiwa-jiwa
itu agung, maka untuk
memenuhi
kehendaknya tubuh-
tubuh pun merasa
senang.
Wahai saudaraku, lama sekali
engkau berliku-liku di negeri
ujian, diuji dengan musibah,
didera dengan cambuk, agar
engkau sadar dari kelupaanmu,
bangun dari tidurmu, kembali
kepada Tuhanmu, dan bebas
dari dosamu. Tetapi, ujian itu
tak akan berguna bagimu
sedikitpun. Karena memang ujian
itu sebenarnya bukan untuk
orang yang sudah lupa
(sepertimu), yang sedikitpun tak
bisa menerima nasihat. Karena
seorang wanita yang tak
waraspun menyembelih anaknya
di kamar sambil makan-makan
dan tertawa, tidak menyadari
apa yang sedang terjadi, tidak
peduli dengan apa yang
menimpanya.
Begitu juga engkau, engkau
telah ditimpa berbagai musibah,
seperti terlewatkannya bangun
malam, tidak merasakan
nikmatnya dzikir, hilang lezatnya
bacaan al-Qur'an, meremehkan
pemenuhan kewajiban, bebal dan
tidak sedih, tidak menyesal,
tetapi engkau malah banyak
makan, tertawa, dan
bersenang-senang. Semua itu
terjadi karena kelalaian telah
memadamkan hatimu, mematikan
cahaya hatimu yang paling
padam, merampas manisnya iman
dari jiwamu, sehingga engkau
tak lagi bisa membedakan
antara yang berbahaya dan
bermanfaat.
Orang hidup pasti terperanjat
ketika ditusuk jarum ataupun
duri, sementara mayat tidak
merasakan apa-apa meski
disayat-sayat pedang atau
gergaji. Maka, jika engkau tidak
bersedih atas terlewatkannya
dzikir dan ketaatan, tidak
bersedih setelah maksiat, maka
engkau adalah orang mati hati,
tak bernurani, tidak dapat
membedakan antara kebaikan
dan kejahatan, antara
kebahagian dan kesedihan, tidak
mengenal mana yang
bermanfaat dan yang
membahayakan.
Karena itu wahai saudaraku,
tangisilah dirimu, berupayalah
untuk membangunkan dan
menghidupkan hatimu,
mendekatkan dirimu dengan
guru (musryid), duduklah di
majelis dzikir, ilmu dan hikmah.
Sebab di situ ada wangi dari
tiupan surga, engkau akan
menemukannya setelah bubar
dari mejelis, dalam jalan
hidupmu, di kampus, di toko, di
rumah, atau sambil bersua
bersama keluarga. Janganlah
engkau lewatkan majelis-majelis
dzikir, ilmu dan hikmah.
Janganlah engkau katakan tidak
ada gunanya hadir di majelis
kebaikan dan ketaatan, karena
aku telah terjerumus ke dalam
dosa-dosa, dan aku tak kuasa
meninggalkannya.
Karena perkataan seperti itu
adalah dari bisikan syetan yang
terkutuk, yang rasukannya ke
dalam jiwa dimaksudkan agar
seorang mukmin terhalang dari
kebaikan. Tetapi yang
berburupun tetaplah wajib
memanah. Jika engkau
mendapatkan buruannya hari ini,
maka hari esokpun masih ada,
dan jangan engkau putus asa
dari rahmat Allah. Allah
berfirman : Katakanlah :"
wahai hamba-
hambaku yang
melapaui batas
terhadap diri mereka
sendiri, janganlah
kamu berputus asa
dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-
dosa semuanya.
Sesungguhnya Dialah
Yang Maha
Pengampun lagi Maha
Penyayang" (QS. al-Zumar :
53)...
Manaqib
Jadwal Manaqib