Selasa, 24 Maret 2009

BERHUTANG BUDI

Saya memperhatikan sebuah pohon mangga didepan kontrakanku, udara terasa panas siang ini, aku berdiri di bawahnya dan merasakan hawa sejuk serta angin yang semilir menerpa tubuhku, damai laksana berada didesa. Pemikiran manusia memang kadang aneh bagiku. Pohon ini menjadi satu-satunya pohon yang memberikan kesejukan di lingkungan kami yang gundul penuh rumah tanpa pohon. Pohon ini sudah sering mendapat ancaman hendak di tebang. Suatu malam jam 12 malam kami mendengar suara"brakk" kami yang hendak tidur beranjak menuju ke jendela depan rumah, ternyata cabangnya yg rindang menaungi jalan dan halaman depan sudah ditebang. Kami hanya melihatnya sambil menghela nafas, kami tdr bisa berbuat apapun karena memang bukan milik kami, milik rumah tetangga yang hanya digunakan buat industri rumah tangga, jadi hanya ramai jika pagi hari. Suatu siang aku duduk didepan rumah, tetanggaku yang didepan rumahku mengeluh panas, padahan aku tahu ia yang menebang pohonnya. Ketika aku membela 'panas karena cabang pohonnya ditebang' malah ia bilang ingin menebangnya dengan dalih daunnya mengotori. Di lain hari, kejadian itu terulang, besoknya aku lihat cabang besar telah dipotong, aku kembali mengelus dada 'mengapa orang ini sangat benci dengan pohon?' padahal kita banya berutang budi padanya, kita setiap hari bernafas memerlukan oxigen, dan penghasil oxigen didunia ini adalah pohon, kita setiap hari menggunakan air tanah baik secara langsung maupun yang tidak langsung adalah berkat pohon yang mampu menampung air hujan, hawa sejuk yang gratis pun kita dapatkan dari pohon, bukankah kita berhutang budi pada pohon?. Seharusnya kita selaku mahluk Allah yang berakal mampu menggunakan akal kita untuk kemaslahatan mahluk-mahluk Allah yang lain, sudah sepantasnyalah kita berakhlak dengan memelìhara pohon dan menghormatinya. Karena mereka sama kedudukannya dengan kita yaitu mahluk, sedangkan kewajiban kita selaku mahluk adalah saling membantu dalam beribadah pada Allah. Rasulullah dawuh bahwa tumbuhan dan hewan bertasbih pada Allah. Bahkan Rasulullah mengetahui batu yang menyampaikan salam kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar